BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Banyak
alasan pentingnya membicarakan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Selain
belum ada kesepakatan umum tentang keberadaan masyarakat desa sebagai suatu
pengertian yang baku,juga kalau dikaitkan dengan pembangunan yang orientasinya
banyak dicurahkan kepedesaan,maka pedesaan memiliki arti tersendiri dalam
kajian struktur sosial atau kehidupanya. Dalam keadaan desa yang
“sebenarnya”,desa masih dianggap sebagai standard pemelihara system kehidupan bermasyarakat
dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong-royong,
kesenian, kepribadian dalam berpakaian, adat-istiadat, kehidupan moral-susila, dan
lain-lain.
Orang kota membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul
dengan rukun,tenang,selaras,dan akur.Akan tetapi justru dengan berdekatan
itulah mudah terjadi konflik atau persaingan yang bersumber dari peristiwa
kehidupan sehari-hari, hal tanah, perbedaan antara kaum muda dan tua dan
lain-lain.
Melihat dari berbagai aspek yang ada, baik kita lihat secara langsung atau
melalui media informasi, baik cetak maupun media elektronik, bahwa betapa
fenomena hidup yang ada pada masyarakat pedesaan mulai mengalami pergeseran
nilai, norma serta adat istiadat yang tidak lagi dihiraukan oleh banyak
penduduk desa yang ingin merasa kehidupannya berubah, baik ekonomi maupun
status sosialnya. Pernyataan-pernyataan inilah yang ingin kami bahas dalam
makalah yang ringkas dan singkat ini.
B. Perumusan
Masalah
1.
Mengapa pembangunan banyak dicurahkan
kepedesaan?
2.
Bagaimanakah hakikat dan sifat
masyarakat pedesaan?
3.
Bagaimanakah hubungan masyarakat desa
dengan masyarakat kota?
4.
Apakah akibat dari urbanisasi?
5.
Apakah faktor-faktor
Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Masyarakat
Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius
yang berarti “kawan”. Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek,
artinya “bergaul”. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk – bentuk
akhiran hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai pribadi
melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang
merupakan kesatuan.
Menurut R.Linton:Seorang ahli antropologi mengemukakan,bahwa masyarakat
adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerjasama,sehingga meraka ini dapat mengorganisasikan dirinya berfikir
tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Sedangkan Selo Sumarjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang
hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
Mengingat banyaknya definisi masyarakat, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa
masyarakat adalah:
a. Manusia yang
hidup bersama.
b. Bercampur
untuk waktu yang lama.
c. Mereka sadar
bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
d. Mereka
merupakan suatu sistem hidup bersama.
B.
Masyarakat Pedesaan (masyarakat tradisional)
1. Pengertian desa/pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut
Sutardjo Kartohadi Kusuma mengemukakan bahwa: Desa adalah suatu kesatuan hukum
dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004
disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Ciri-ciri masyarakat desa
Adapun yang menjadi cirri-ciri
masyarakat pedesaan antara lain :
a.
Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya
mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila di bandingkan dengan
masyarakat pedesaan lainya di luar batas-batas wilayahnya.
b.
Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
c.
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari
pertanian.
d.
Masyarakat tersebut homogen seperti dalam hal mata
pencarian , agama, adat istiadat, dsb.
C.
Masyarakat
Perkotaan
1.
Pengertian kota/perkotaan
Kota menurut definisi universal
adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan
ukuranya,kepadatan penduduk,kepentingan atau status hukum.
Beberapa definisi (secara etimologis) “kota”dalam bahasa lain yang agak tepat
dengan pengertian ini,seperti dalam bahasa Cina,kota artinya dinding dan dalam
bahasa Belanda kuno,tuiin,bisa berarti pagar.Jadi dengan demikian kota adalah
batas.Selanjutnya masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community, Pengertian
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupanya serta cirri-ciri
kehidupanya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
2.
Ciri-ciri mmasyarakat kota
Ada beberapa
ciri yamg menonjol pada masyarakat
kota.yaitu:
a. Kehidupan
keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
b. Orang kota
pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung padaorang
lain.
c. Pembagian
kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
d. Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada
warga desa.
e. Jalan
pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan,menyebabkan
bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan
daripada factor pribadi.
f. Perubahan-perubahan
social tampak dengan nyata di kota-kota,sebab masyarakat kota biasanya lebih
terbuka dalam menerima hal-hal baru.
g. Jalan
kehidupan cepat, faktor waktu sangat penting.
D.
Perbedaan
Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota
Ada beberapa
ciri yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan
kota.Antara lain sebagai berikut:
1.
Kota
memiliki penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan desa.
2.
Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda
dengan diperkotaan.Lingkungan pedesaan terasa lebih dekat dengan alam
bebas,udaranya bersih,sinar matahari cukup dan lain sebagainya.Sedangkan
dilingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi beton dan
aspal,bangunan-bangunan menjulang tinggi dan pemukiman yang padat.
3.
Kegiatan utama penduduk desa berada di sector ekonomi
primer yaitu bidang agraris(pertanian).
4.
Corak kehidupan social di desa dapat dikatakan masih
homogin(satu jenis),sebaliknya di kota sangat heterogin(beraneka ragam) karena
disana saling bertemu berbagai suku bangsa,agama,kelompok dan masing-masing
memiliki kepentingan yang berlainan.
5.
Sistem pelapisan social di kota jauh lebih kompleks
daripada di desa.
6.
Mobilitas (kemampuan bergerak) social di kota jauh
lebih besar daripada di desa.
7.
Bila terjadi pertentangan,di usahakan untuk
dirukunkan,karena memang prinsip kerukunan inilah yang menjiiwai hubungan
sosial pada masyarakat pedesaan.
8.
Jumlah angkatan kerja yang tidak mempunyai pekerjaan
tetap di pedesaan jauh lebih besar daripada di perkotaan.
E.
Urbanisasi
Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke
kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya
masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).
Sebab-sebab Urbanisasi:
1.
Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk
meninggalkan daerah kediamannya (Push factors).
2.
Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk
desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors).
Hal – hal yang termasuk push
factor antara lain :
1. Lapangan kerja di desa kurang.
2. Tempat rekreasi tidak ada.
3. Penduduk desa, terutama kaum muda,
merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu
cara hidup yang monoton.
4. Didesa tidak banyak kesempatan untuk
menambah ilmu pengetahuan.
5. Kegagalan panen yang disebabkan oleh
berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga
memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Hal – hal yang termasuk pull
factor antara lain :
1. Penduduk desa kebanyakan beranggapan
bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan
penghasilan
2. Dikota lebih banyak kesempatan untuk
mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
3. Pendidikan terutama pendidikan
lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
4. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan
yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur
manusianya.
5. Kota memberi kesempatan untuk
menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri
dari posisi sosial yang renda, (Soekanti, 1969 :
124-125 ).
F.
Mobilitas Sosial
Mobilitas
sosial adalah gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasai suau kelompok
sosial. Struktur sosial mencangkup sifat-sifat hubungan individu dalam kelompok
dan hubungan individu dengan kelompoknya(Soekanto,1999).
Mobilitas
sosial dapat diklasifikasikan ke dalam 3 jenis:
1. Mobilitas Vertikal
Mobilitas Sosial Vertikal adalah
perpindahan individu atau objek sosial lain dari suatu kedudukan sosial ke
kedudukan sosial lain yang tidak sederajat. Mobilitas sosial vertikal mengubah
derajat kedudukan seseorang atau objek sosial lain.
Mobilitas Sosial Vertikal ini
terdiri dari 2 kategori:
a. Yang naik(social-climbing)
b. Yang turun(social-sinking)
2. Mobilitas Horizontal
Adalah
peralihan individu atau objek sosial lain dari suatu kelompok sosial ke
kelompok lainnya yang sederajat.
Contoh: Seseorang yang beralih
kewarganegaraan, beralih pekerjaan yang sederajat.
3. Mobilitas geografis
Adalah mobilitas yang mengacu pada
pergerakan suatu kelompok dari satu daerah geografis kedaera geografis lain.
BAB III
PEMBAHASAN
B.
Pembangunan Desa
Dalam UU
Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dari
defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi keberadaan
bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini
yang menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman tersebut
telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan
demikian penguatan desa menjadi hal yang tak bisa ditawar dan tak bisa
dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.
Memang
hampir semua kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pembangunan desa
mengedepankan sederet tujuan mulia, seperti mengentaskan rakyat miskin,
mengubah wajah fisik desa, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat,
memberikan layanan sosial desa, sehingga memperdayakan masyarakat dan membuat
pemerintahan desa lebih modern. Sayangnya sederet tujuan tersebut mandek diatas
kertas.
Karena pada
kenyataannya desa sekedar dijadikan obyek pembangunan, yang keuntungannya
direguk oleh aktor yang melaksanakan pembangunan di desa tersebut : bisa elit
kabupaten, provinsi, bahkan pusat. Di desa, pembangunan fisik menjadi indikator
keberhasilan pembangunan. Karena itu, Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang
ada sejak tahun 2000 dan secara teoritis memberi kesempatan pada desa untuk
menentukan arah pembangunan dengan menggunakan dana PPK, orientasi penggunaan
dananyapun lebih untuk pembangunan fisik. Bahkan, di Sumenep (Madura), karena
kuatnya peran kepala desa (disana disebut klebun) dalam mengarahkan dana PPK
untuk pembangunan fisik semata, istilah PPK sering dipelesetkan menjadi proyek
para klebun.
Menyimak
realitas diatas, memang benar bahwa yang selama ini terjadi sesungguhnya adalah
“Pembangunan di desa” dan bukan pembangunan untuk, dari dan oleh desa. Desa
adalah unsur bagi tegak dan eksisnya sebuah bangsa (nation) bernama Indonesia.
Kalaupun
derap pembangunan merupakan sebuah program yang diterapkan sampai kedesa-desa,
alangkah baiknya jika menerapkan konsep :”Membangun desa, menumbuhkan kota”.
Konsep ini, meski sudah sering dilontarkan oleh banyak kalangan, tetapi belum
dituangkan ke dalam buku yang khusus dan lengkap. Inilah tantangan yang harus
segera dijawab.
C.
Hakikat dan Sifat Masyarakat
Pedesaan
Seperti di kemukakan para ahli atau sumber
bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata
pencarian yang bersifat agraris atau bercocok tanam.
Masyarakat pedesaan yang agraris
biasanya di pandang atau dinilai secara sepintas oleh orang-orang kota sebagai
masyarakat yang rukun,tenang,selaras,akur dan damai. Akan tetapi sebetulnya ketenangan
masyarakat pedesaan itu hanyalah terbawa oleh sifat masyarakat itu, yang oleh
Ferdinand Tonies di istilahkan dengan masyarakat gemeinschaft (paguyuban). Hal
yang sebenarnya ada justru dengan berdekatan itulah mudah terjadi konflik atau persaingan
yang bersumber dari peristiwa kehidupan sehari-hari, hal tanah, perkawinan,perbedaan
antara kaum muda dan tua serta antara pria dan wanita. Bayangan bahwa desa
tempat ketentraman pada konstelasi tertentu ada benarnya, akan tetapi yang
nampak justru bekerja keraslah yang merupakan syarat pokok agar dapat hidup di
desa.
D.
Hubungan Masyarakat Desa dengan Kota
Masyarakat
pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan
yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan.
Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan
pangan seperti beras, sayur-mayur , daging dan ikan.
Desa juga
merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu dikota.
Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan. Proyek pembangunan
atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya
adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di
sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu
masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja
yang tersedia. Sebaliknya,
kota menghasilkan barang-barang yang
juga diperlukan oleh orang desa seperti
bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah,
obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan transportasi.
Hal inilah
yang membuat kawasan perkotaan menjadi tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan,
nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi,
pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain
sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi
secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota,
makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan
perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau
paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:
1. Ekspansi kota ke desa, atau boleh
dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan
perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan
yang beraneka ragam;
2. Invasi kota , pembangunan kota baru seperti
misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi
perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan
perkotaan;
3. Penetrasi kota ke
desa, masuknya
produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak
terjadi;
4. ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan
produk yang bersifat kedesaan ke kota.
Dari keempat hubungan desa-kota
tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir
tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang
dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan
mengkota.
E.
Akibat Urbanisasi
Hubungan
antara desa dan kota bersifat timbal balik dalam arti baik desa maupun kota
keduanya saling mempengaruhi. Salah satu wujud hubungan masyarakat desa dan
masyarakat kota adalah urbanisasi. Selanjutnya proses urbanisasi akan
menimbulkan dampak lebih jauh lagi baik di desa maupun di kota.
1. Dampak di kota
Adanya urbanisasi yang besar-besaran
akan memberikan dampak yang kurang baik di kota, antara lain:
a. Terbentuknya
suburbanisasi
Sub urbanisasi adalah tempat-tempat
pemukiman baru di pinggiran kota yang diakibatkan oleh perluasan kota.
b. Makin
meningkatnya tuna karya atau pengangguran
Banyak sekali masyarakat desa yang
datang ke kota tanpa bekal yang cukup atau ketrampilan yang memadai sehingga
dikotapun tidak mendapatkan pekerjaan. Hal ini semakin menambah pengangguran
dikota.
c. Makin
meningkatnya kejahatan dan kriminalitas.
Karena pengangguran makin meningkat,
sementara kebutuhan hidup makin mendesak banyak orang yang menghalalkan segala
cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh: Pencurian, penipuan, perampokan
dll.
d. pertambahan
penduduk kota yang pesat menimbulkan
masalah perumahan.
2. Dampak di desa
Dampak urbanisasi tidak hanya terjadi di masyarakat kota saja. Tapi
juga sangat berpengaruh bagi masyarakat desa tempat para urban berasla. Adapun
dampaknya antara lain:
a.
Berkurangnya tenaga terampil
dan terdidik di desa.
b.
Produktivitas pertanian di desa
menurun.
c.
Meningkatnya tindak
kriminalitas di kota menyebabkan penduduk kota mulai mengurangi penduduk desa
yang masuk.
d.
Meningkatnya pengangguran di
kota dan juga di desa.
e.
Sepinya penduduk desa,
menyebabkan berkurangnya penduduk
F.
Faktor-faktor Pendorong dan
Penghambat Mobilitas Sosial
1. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :
1. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :
a.
Faktor
Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
a)
Struktur Pekerjaan Disetiap
masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh
anggota masyarakat yang bersangkutan
b)
Perbedaan Fertilitas Setiap
masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat
fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai
kedudukan tinggi atau rendah.
c)
Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin
saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern), contoh nya di
negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah
pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah.
b.
Faktor
Individu
Faktor
individu adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi
tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu
meliputi :
a)
Perbedaan Kemampauan Setiap individu
memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan
dalam mobilitas sosial.
b)
Orientasi Sikap terhadap mobilitas
Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek
mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan
kesenangan, dan memperbaiki diri.
c)
Faktor kemujuran Walaupun seseorang
telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala mengalami
kegagalan.
c.
Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi
pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi
yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan
SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara
sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitasi.
d.
Faktir Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan
terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan
negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa
mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
e.
Faktor Kependudukan
(Demografi)
Faktor kependudukan biasanya
menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah
penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain
kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian
warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
2.Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
a.
Kemiskinan Faktor ekonomi dapat
membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial
tertentu merupakan hal sangat sulit
b.
Diskriminasi Kelas Sistem kelas
terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya pembatasab
keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan.
seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih
berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk
dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut
Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam,
terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
c.
Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem
kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam
agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya
berpindah-pindah agama sesuai keinginannya.
d.
Perbedaan jenis kelamin (Gender)
Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung menjadi
lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai prestasi,
kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam masyarakat.
e.
Faktor Pengaruh Sosialisasi yang
Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu masyarakat
dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai
dan adat yang berlaku.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Pembangunan
banyak dicurahkan kepedesaan karena desa merupakan bagian vital bagi keberadaan bangsa
Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang
menunjukkan keragaman Indonesia. Keragaman tersebut telah menjadi kekuatan
penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan demikian penguatan desa
menjadi hal yang tak bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan dari pembangunan
bangsa ini secara menyeluruh.
2. Hakikat dan
sifat masyarakat pedesaan
Seperti di
kemukakan para ahli ataou sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80%
tinggal di pedesaan dengan mata pencarian yang bersifat agraris atau bercocok
tanam dan mempunyai sifat-sifat yang hampir sama (homogen).
3. Hubungan
masyarakat desa dengan masyarakat kota
Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat
desa dan kota,namun diantara kedua komponen tersebut memiliki hubungan yang
signifikan,artinya kehidupan perekonomian di kota tidak akan berjalan dengan
baik apabila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa,begitu juga
sebaliknya.
4. Akibat-akibat Urbanisasi:
1) Dampak di kota
a. Terbentuknya
suburbanisasi
Sub urbanisasi adalah tempat-tempat
pemukiman baru di pinggiran kota yang
diakibatkan oleh perluasan kota.
b. Makin
meningkatnya tuna karya atau pengangguran
Banyak sekali masyarakat desa yang
datang ke kota tanpa bekal yang cukup atau ketrampilan yang memadai sehingga
dikotapun tidak mendapatkan pekerjaan. Hal ini semakin menambah pengangguran
dikota.
c. Makin
meningkatnya kejahatan dan kriminalitas.
Karena pengangguran makin meningkat,
sementara kebutuhan hidup makin mendesak banyak orang yang menghalalkan segala
cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh: Pencurian, penipuan, perampokan
dll.
d. pertambahan
penduduk kota yang pesat menimbulkan
masalah perumahan.
2) Dampak di desa
a. Berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa.
b. Produktivitas pertanian di desa menurun.
c. Meningkatnya tindak kriminalitas di kota menyebabkan penduduk kota
mulai mengurangi penduduk desa yang masuk.
d. Meningkatnya pengangguran di kota dan juga di desa.
e. Sepinya penduduk desa, menyebabkan berkurangnya penduduk
5.
Faktor-faktor
Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
1. Faktor Pendorong Mobilitas
Sosial :
1)
Faktor
Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
a.
Struktur Pekerjaan Disetiap
masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh
anggota masyarakat yang bersangkutan
b.
Perbedaan Fertilitas Setiap
masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat
fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai
kedudukan tinggi atau rendah.
c.
Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin
saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern), contoh nya di
negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah
pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah.
2)
Faktor
Individu
Faktor
individu adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi
tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu
meliputi :
a.
Perbedaan Kemampauan Setiap individu
memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan
dalam mobilitas sosial.
b.
Orientasi Sikap terhadap mobilitas
Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek
mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan
kesenangan, dan memperbaiki diri.
c.
Faktor kemujuran Walaupun seseorang
telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala mengalami
kegagalan.
3)
Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi
pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi
yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan
SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara
sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitasi.
4)
Faktor Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan
terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan
negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa
mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
5)
Faktor Kependudukan
(Demografi)
Faktor kependudukan biasanya
menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah
penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain
kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian
warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
2.
Faktor
penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
1)
Kemiskinan Faktor ekonomi dapat
membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial
tertentu merupakan hal sangat sulit.
2)
Diskriminasi Kelas Sistem kelas
terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya pembatasab
keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan.
seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih
berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk
dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut
Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam,
terpilih menjadi presiden Afrika Selatan.
3)
Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem
kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam
agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya
berpindah-pindah agama sesuai keinginannya.
4)
Perbedaan jenis kelamin (Gender)
Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung menjadi
lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai prestasi,
kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam masyarakat.
5)
Faktor Pengaruh Sosialisasi yang
Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu masyarakat
dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai
dan adat yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Arif R, Y.C.N. Sutarini dan Murtamadji. 2004. Sosiologi. Klaten: PT Macanan Jaya
Cemerlang
Ismawati, Esti. 2012. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Ombak
Soelaeman, M.Munandar. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Bandung:
PT.Refika Aditama
see this page dildos,sex toys,realistic dildo,sex toys,dog dildo,wolf dildo,dildo,cheap sex toys,sex toys look at this now
BalasHapus